Jumat, 29 Juni 2012

Kue Kering Keju

Bahan     :

     Mentega 125 gr
     2 Buah Kuning Telur
     Tepung Terigu 150 gr
     Tepung Maizena 25 gr
     1/4 Sendok teh Baking Powder
     Keju Wamer 100 gr (parut halus)
     Keju Cheddar 50 gr (parut panjang)
     1 Buah Kuning Telur (untuk olesan/hiasan)

Cara Memasak :

     Kocok mentega dan kuning telur sampai lembut lalu masukan keju wamer. Masukan tepung terigu yang sudah diayak, baking powder dan maizena diatas adonan lalu aduk hingga rata. Bentuk panjang 3cm lalu olesi permukaannya dengan kuning telur, taburkan keju cheddar parut, lalu panggang adonan tersebut.

Minggu, 24 Juni 2012

Manusia dan Harapan

Sudah tahu belum harapan itu apa ?
Manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan sesuatu komunitas lingkungan hidup, yakni ditengah-tengah keluarga, tetangga, teman-teman, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Yang pasti diantara lingkungan tersebut ada yang membuat manusia mengharapkan sesuatu seperti apa yang diinginkannya, dan secara naluriyah manusia memiliki sifat yang ingin memiliki hal yang lebih baik dari apa yang sudah dimilikinya.

 
 
Kenapa manusia memiliki harapan ?
 
Dilihat dari dolrongan kodratnya sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak diciptakan oleh Tuhan misalnya menangis, bergembira, berfikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan lain-lain. Setiap manusia mempunyai kemampuan itu semua.
 
Sudah kodrat juga manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup, dan kebutuhan itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas :  kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
 
  • Kebutuhan jasmaniah misalnya : sandang, pangan, papan, ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
  • Kebutuhan rohaniah misalnya : Selain kebutuhan jasmani, jenis kebutuhan lain yang juga penting adalah kebutuhan rohani atau kebutuhan yang bersifat kejiwaan. Contoh kebutuhan rohani antara lain beribadah, mendengarkan ceramah agama, dan mendengarkan wejangan atau nasihat tentang budi pekerti yang luhur.
Manusia yang memiliki harapan pasti selalu berusaha agar harapannya akan dapat terwujud, namun dengan hanya berusaha tanpa adanya do’a harapan itu akan sulit bahkan tidak terwujud tanpa adanya kekuatan do’a karna do’a tidak hanya mengantarkan manusia kepada harapan yang dia inginkan tapi membuat dirinya menjadi lebih baik lagi dimata Tuhan yang telah menciptakannya.
 
Harapan akhir manusia
 
Dalam hidup di dunia, manusia dihadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa mereka akan mati.
 
Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir manusia.
 
sumber : E-book IBD Universitas Gunadarma


Sabtu, 23 Juni 2012

Manusia dan Kegelisahan

Apa sih Kegelisahan itu ?
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatan, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan dapat diketahui dari gejala tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangan, duduk termenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung, dan malas bicara.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.

Kecemasan Objektif
Pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

Kecamasan Neoritik
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi beberapa macam, yaitu :
  • Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, dan orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
  • Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya. 
  • Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas.
  • Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id, meskipun ego dan superego melarangnya.
Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, dan rasa kurang.

Rasa iri, benci, dengki, dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu, sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, dan putus asa.

Segala penyebab masalah hingga timbul kecemasan dapat diatasi dengan selalu bersyukur dan berdo’a kepada Allah SWT, karna Dia selalu memberikan tempat berlindung untuk umat-Nya baik yang selalu mengingat-Nya maupun tidak. 

sumber : E-book Universitas Gunadarma